8 Tahap Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit
Pada dasarnya, peremajaan perkebunan kelapa sawit merupakan upaya pengembangan lahan perkebunan dengan mengganti tanaman-tanaman kelapa sawit
yang tidak produktif dengan tanaman baru, baik dilakukan secara
bertahap maupun keseluruhan. Upaya ini penting dilaksanakan untuk
menjaga sampat menaikkan tingkat produktivitas perkebunan kelapa sawit tersebut. Dalam pelaksanaannya, upaya peremajaan ini harus dikerjakan secara ramah lingkungan dan zero burning.
Suatu perkebunan kelapa sawit
bisa dikatakan sudah tua apabila usianya berkisar antara 20-25 tahun.
Pada rentang umur tersebut, perkebunan wajib untuk diremajakan agar
hasil kebun sawit tidak menurun drastis akibat pohon tua enggan
berproduksi. Perencanaan perlu disiapkan secara matang dan terperinci
untuk menghindari potensi kerugian yang bakal terjadi. Sehingga
disarankan melakukannya secara bertahap daripada menyeluruh dengan
membagi area lahan tua terlebih dahulu.
Adapun tahap-tahap dalam melaksanakan peremajaan perkebunan kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Tahap I : Penumbangan Tanaman Lama
Selang empat minggu kemudian, daun kelapa sawit yang telah diracuni pun akan mengering. Proses berikutnya ialah melakukan pemangkasan akar dengan memotong akar kelapa sawit
yang berukuran besar yang berada di dekat pangkal batang dan permukaan
tanah. Tujuannya ialah mempermudah pembongkaran tanaman sawit tersebut
setelah ditumbangkan. Mengingat akar kelapa sawit berjenis serabut, maka pekerjaan membongkar tanaman ini bisa dibantu menggunakan excavator.
Tahap II : Pencacahan Batang dan Cabang
Pekerjaan pencacahan bertujuan untuk memperkecil ukuran batang dan cabang kelapa sawit
menjadi beberapa bagian bongkahan yang memiliki ketebalan 15-20 cm.
Dengan ukuran yang lebih kecil, proses pembusukan batang dan cabang
tersebut pun bisa berlangsung dalam waktu yang lebih cepat. Proses ini
juga sekaligus berfungsi untuk mencegah hama dan penyakit membangun
sarang di batang/cabang yang telah ditebang. Alat bantu yang biasa
digunakan ialah chipping bucket.
Tahap III : Pemupukan Lahan
Batang dan cabang kelapa sawit
yang telah mengalami dekomposisi sempurna bisa dimanfaatkan sebagai
pupuk kompos yang bagus untuk menyuburkan lahan. Biar terserap optimal,
pupuk alami ini harus disebarkan secara merata ke seluruh area
perkebunan. Sangat direkomendasikan untuk selalu menggunakan alat berat
seperti excavator sehingga proses bisa berjalan secara efektif dan
efisien daripada hanya mengandalkan tenaga manual dari manusia.
Tahap IV : Penanaman Tumbuhan Penutup Tanah
Tumbuhan penutup tanah atau Legume Cover
Crop (LCC) sangat dibutuhkan bagi perkebunan yang sedang diremajakan.
Tanaman-tanaman ini akan memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah. Selain itu, tanaman penutup tanah juga berguna untuk
menjaga tingkat kelembaban tanah, mencegah terjadinya erosi, serta
menekan pertumbuhan gulma. Tanaman penutup tanah yang paling sering
digunakan berasal dari jenis kacang-kacangan seperti Calopogonium
mucunoides, Pueraria javanica, Centrocema pubescens, Caloppgonium
caerelium, serta Mucuna brachteata.
Tahap V : Pemancangan Lahan
Pekerjaan pemancangan dimaksudkan untuk mempermudah proses penanaman bibit kelapa sawit
nantinya. Caranya dilakukan dengan memasang patok-patok sebagai tanda
pembuatan lubang tanam sesuai jarak tanam yang sudah direncanakan
sebelumnya. Pemancangan yang baik juga harus mampu memberikan tanda bagi
pembuatan jalan, parit, teras, dan penanaman tumbuhan penutup tanah.
Tahap VI : Pelaksanaan Konservasi Tanah
Guna mengatur drainase dan mencegah
terjadinya erosi terutama di daerah-daerah yang miring, maka diperlukan
upaya konservasi tanah. Metode ini juga sangat berguna untuk mencegah
terjadinya drainase buruk yang akan mengakibatkan terganggunya
perkembangan akar serta ketersediaan unsur hara di dalam tanah.
Tindakan-tindakan yang patut dikerjakan untuk melakukan konservasi tanah
di antaranya pembuatan teras kontur, teras individu, benteng kontur,
rorak, dan parit.
Tahap VII : Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang tanam yang ideal untuk menanam bibit kelapa sawit
yaitu 60 x 60 x 60 cm. Beberapa petani juga kerap membuat lubang tanam
yang berukuran 50 x 40 x 40 cm. Biasakanlah ketika melakukan penggalian,
Anda harus meletakkan tanah lapisan atas di sebelah utara dan tanah
lapisan bawah di sebelah selatan. Kemudian tancapkan ajir di samping dan
tengah-tengah lubang tersebut.
Tahap VIII : Penanaman Bibit
Ini merupakan tahap yang paling penting dari proses peremajaan lahan perkebunan karena bibit kelapa sawit
adalah investasi utama perusahaan. Kualitas bibit yang ditanam akan
menentukan tingkat produksi selama satu generasi ke depan yakni sekitar
20-25 tahun mendatang. Jadi prosesnya harus benar-benar dilakukan secara
tepat oleh para tenaga yang profesional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar