Kamis, 27 Juli 2017

Pedoman Teknik Budidaya Kelapa Sawit

Pedoman Teknik Budidaya Kelapa Sawit

 

        Teknik budidaya kelapa sawit mencakup segala bentuk usaha yang perlu dilakukan terkait dengan pembudidayaan tanaman kelapa sawit. Tahapan tersebut di antaranya meliputi pembibitan, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan. Proses budidaya kelapa sawit yang dilaksanakan dengan tepat dan sesuai prosedur yang benar tentu akan menghasilkan TBS (Tandan Buah Segar) yang sesuai dengan harapan.
budidaya-kelapa-sawit.jpg
Teknik 1 : Pembibitan
Kecambah kelapa sawit yang akan disemai harus ditanamkan ke dalam polybag berukuran 12 x 23 cm atau 15 x 23 cm yang telah diisi tanah lapisan atas sebanyak 1,5-2 kg. Penanaman tersebut dilakukan dengan membenamkan kecambah sawit sedalam 2 cm. Jaga supaya media tanam di polybag selalu dalam kondisi yang lembab. Simpan polybag ini di bedengan sementara yang memiliki diameter 120 cm.
Memasuki usia 3-4 bulan, bibit kelapa sawit yang sudah mempunyai 4-5 helai daun perlu dipindahkan ke polybag yang lebih besar dengan ukuran 40 x 50 cm. Polybag ini sebelumnya diisi dahulu dengan tanah lapisan atas sejumlah 15-30 kg. Kemudian atur polybag-polybag tersebut membentuk segitiga sama sisi yang berjarak 90 x 90 cm.
Selama proses pembibitan berlangsung, bibit sawit harus selalu dirawat dengan ruitn. Penyiraman dikerjakan setiap dua kali sehari atau menyesuaikan kondisi media tanam. Sesekali penyiangan juga perlu dilakukan untuk menghilangkan gulma-gulma yang tumbuh di dalam polybag. Seleksi bibit untuk dipindahkan ke lahan penanaman dilakukan pada saat usianya mencapai 4-9 bulan.
Teknik 2 : Penanaman
Bibit kelapa sawit bisa ditanam menggunakan pola monokultur dan tumpangsari. Lahan juga perlu ditanami tumbuhan penutup tanah untuk memperbaiki karakteristik media tanam, mencegah terjadinya erosi, mempertahankan tingkat kelembaban tanah, serta menekan pertumbuhan gulma. Tumbuhan penutup tanah ini biasanya berasal dari tanaman kacang-kacangan. Tanaman tersebut harus ditanam sesegera mungkin selepas lahan selesai digarap.
Lubang tanam yang dipakai untuk penanaman bibit kelapa sawit memiliki ukuran 50 x 40 cm dengan kedalaman 40 cm. Lubang-lubang tanam tersebut dibuat dengan jarak sekitar 9 x9 cm. Pisahkan antara sisa galian tanah atas dan bawah. Apabila kontur tanah ternyata tidak rata, sebaiknya dibangun teras yang melingkari bukit dengan jarak 1,5 meter dari sisi lereng.
Disarankan untuk menanam bibit kelapa sawit pada awal musim hujan, di mana curah hujan cukup tinggi. Sehari sebelum proses penanaman bibit dilaksanakan, bibit kelapa sawit tersebut perlu disiram secukupnya. Kemudian lepaskan polybag dengan hati-hati, lalu masukkan bibit sawit ke dalam lubang tanam. Taburkan pupuk kandang ke dalam lubang tadi, berikutnya segera timbun lubang dengan galian tanah atas.
Teknik 3 : Pemeliharaan
Seluruh bibit kelapa sawit yang tidak dapat tumbuh dengan baik perlu diganti dengan bibit baru yang berumur 10-14 bulan. Usahakan populasi tanaman per hektar berkisar antara 135-145 pohon sehingga tidak terjadi persaingan antar-tanaman dalam memperebutkan sinar matahari. Secara rutin, gulma yang tumbuh di area sekitar pohon perlu disiangi agar tidak mengganggu pertumbuhan kelapa sawit.
Teknik 4 : Pemanenan
Pada umumnya, kelapa sawit akan mulai menghasilkan buah pada saat umurnya mencapai 2,5 tahun. Buah sawit ini biasanya muncul dalam waktu 5,5 bulan sejak berlangsungnya proses penyerbukan bunga. Buah tersebut lantas bisa mulai dipanen setelah umur tanaman sekitar 31 bulan dan memiliki 60% buah matang.
Biasanya dari 5 pohon kelapa sawit yang telah berusia dewasa terdapat 1 tandan buah yang siap untuk dipetik. Ciri-cirinya yaitu jika ada minimal 5 buah sawit yang terlepas jatuh dari tandan, maka tandan buah tersebut berarti sudah layak untuk dipanen. Secara tradisonal, proses pemanenan tandan buah kelapa sawit dilakukan dengan bantuan egrek.

 

 

 

Selasa, 11 Juli 2017

8 Tahap peremajaan Perkebunan kelapa sawit

8 Tahap Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit

        Pada dasarnya, peremajaan perkebunan kelapa sawit merupakan upaya pengembangan lahan perkebunan dengan mengganti tanaman-tanaman kelapa sawit yang tidak produktif dengan tanaman baru, baik dilakukan secara bertahap maupun keseluruhan. Upaya ini penting dilaksanakan untuk menjaga sampat menaikkan tingkat produktivitas perkebunan kelapa sawit tersebut. Dalam pelaksanaannya, upaya peremajaan ini harus dikerjakan secara ramah lingkungan dan zero burning.
Suatu perkebunan kelapa sawit bisa dikatakan sudah tua apabila usianya berkisar antara 20-25 tahun. Pada rentang umur tersebut, perkebunan wajib untuk diremajakan agar hasil kebun sawit tidak menurun drastis akibat pohon tua enggan berproduksi. Perencanaan perlu disiapkan secara matang dan terperinci untuk menghindari potensi kerugian yang bakal terjadi. Sehingga disarankan melakukannya secara bertahap daripada menyeluruh dengan membagi area lahan tua terlebih dahulu.

Adapun tahap-tahap dalam melaksanakan peremajaan perkebunan kelapa sawit adalah sebagai berikut :
Tahap I : Penumbangan Tanaman Lama
Selang empat minggu kemudian, daun kelapa sawit yang telah diracuni pun akan mengering. Proses berikutnya ialah melakukan pemangkasan akar dengan memotong akar kelapa sawit yang berukuran besar yang berada di dekat pangkal batang dan permukaan tanah. Tujuannya ialah mempermudah pembongkaran tanaman sawit tersebut setelah ditumbangkan. Mengingat akar kelapa sawit berjenis serabut, maka pekerjaan membongkar tanaman ini bisa dibantu menggunakan excavator.

Tahap II : Pencacahan Batang dan Cabang
Pekerjaan pencacahan bertujuan untuk memperkecil ukuran batang dan cabang kelapa sawit menjadi beberapa bagian bongkahan yang memiliki ketebalan 15-20 cm. Dengan ukuran yang lebih kecil, proses pembusukan batang dan cabang tersebut pun bisa berlangsung dalam waktu yang lebih cepat. Proses ini juga sekaligus berfungsi untuk mencegah hama dan penyakit membangun sarang di batang/cabang yang telah ditebang. Alat bantu yang biasa digunakan ialah chipping bucket.

Tahap III : Pemupukan Lahan
Batang dan cabang kelapa sawit yang telah mengalami dekomposisi sempurna bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang bagus untuk menyuburkan lahan. Biar terserap optimal, pupuk alami ini harus disebarkan secara merata ke seluruh area perkebunan. Sangat direkomendasikan untuk selalu menggunakan alat berat seperti excavator sehingga proses bisa berjalan secara efektif dan efisien daripada hanya mengandalkan tenaga manual dari manusia.

Tahap IV : Penanaman Tumbuhan Penutup Tanah
Tumbuhan penutup tanah atau Legume Cover Crop (LCC) sangat dibutuhkan bagi perkebunan yang sedang diremajakan. Tanaman-tanaman ini akan memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Selain itu, tanaman penutup tanah juga berguna untuk menjaga tingkat kelembaban tanah, mencegah terjadinya erosi, serta menekan pertumbuhan gulma. Tanaman penutup tanah yang paling sering digunakan berasal dari jenis kacang-kacangan seperti Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, Centrocema pubescens, Caloppgonium caerelium, serta Mucuna brachteata.

Tahap V : Pemancangan Lahan
Pekerjaan pemancangan dimaksudkan untuk mempermudah proses penanaman bibit kelapa sawit nantinya. Caranya dilakukan dengan memasang patok-patok sebagai tanda pembuatan lubang tanam sesuai jarak tanam yang sudah direncanakan sebelumnya. Pemancangan yang baik juga harus mampu memberikan tanda bagi pembuatan jalan, parit, teras, dan penanaman tumbuhan penutup tanah.

Tahap VI : Pelaksanaan Konservasi Tanah
Guna mengatur drainase dan mencegah terjadinya erosi terutama di daerah-daerah yang miring, maka diperlukan upaya konservasi tanah. Metode ini juga sangat berguna untuk mencegah terjadinya drainase buruk yang akan mengakibatkan terganggunya perkembangan akar serta ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Tindakan-tindakan yang patut dikerjakan untuk melakukan konservasi tanah di antaranya pembuatan teras kontur, teras individu, benteng kontur, rorak, dan parit.

Tahap VII : Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang tanam yang ideal untuk menanam bibit kelapa sawit yaitu 60 x 60 x 60 cm. Beberapa petani juga kerap membuat lubang tanam yang berukuran 50 x 40 x 40 cm. Biasakanlah ketika melakukan penggalian, Anda harus meletakkan tanah lapisan atas di sebelah utara dan tanah lapisan bawah di sebelah selatan. Kemudian tancapkan ajir di samping dan tengah-tengah lubang tersebut.

Tahap VIII : Penanaman Bibit
Ini merupakan tahap yang paling penting dari proses peremajaan lahan perkebunan karena bibit kelapa sawit adalah investasi utama perusahaan. Kualitas bibit yang ditanam akan menentukan tingkat produksi selama satu generasi ke depan yakni sekitar 20-25 tahun mendatang. Jadi prosesnya harus benar-benar dilakukan secara tepat oleh para tenaga yang profesional.

 

Cara Jenius Memilih Bibit Kelapa Sawit Unggulan

Cara Jenius Memilih Bibit Kelapa Sawit Unggulan 


        Bagaimana cara memilih bibit kelapa sawit yang berkualitas unggulan? Kelapa sawit merupakan komoditi ekspor Indonesia yang paling besar. Kebun tanaman ini tersebar dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Indonesia juga merupakan negara penghasil bibit kelapa sawit nomor satu di dunia dengan rata-rata produksi mencapai 180 kecambah setiap tahun.


 Dalam membudidayakan kelapa sawit, menggunakan bibit dari perusahaan lebih direkomendasikan ketimbang mengambilnya dari alam. Hal ini dikarenakan bibit hasil penangkaran memiliki mutu yang terjamin sehingga potensi keberhasilan tumbuh dan produktifitasnya lebih besar. Tidak mau kan tanaman-tanaman kelapa sawit yang anda pelihara mati di tengah jalan atau tumbuh subur namun tidak berbuah banyak?

Simak tips-tips pemilihan bibit kelapa sawit yang berkualitas baik berikut ini :
Pemilihan Kecambah Kelapa Sawit
        Saat memilih kecambah kelapa sawit yang bagus, anda perlu menyesuaikan dengan jenis yang ingin diambil. Kualitas kelapa sawit tenera yang baik ditandai dengan ukuran bijinya yang kecil dengan tempurung tipis. Sedangkan kelapa sawit dura unggulan mempunyai biji yang besar dan bercangkang tebal. Sebisa mungkin pilih kecambah yang memiliki mata tunas putih bersih, normal, dan panjang akar kurang dari 2 cm. Kalau bisa pilih biji sawit yang berbentuk lonjong menyerupai biji melinjo, cangkang kelapa sawit berwarna hitam legam, dan bebas jamur. Pastikan hanya ada satu tunas yang tumbuh di setiap biji dengan bentuk yang bagus, subur, tidak bengkok, serta tudung akarnya masih utuh.

Pemilihan Bibit Kecil Kelapa Sawit
       Jika anda tertarik membeli bibit kelapa sawit yang masih dalam usia relatif muda, perhatikan dengan seksama seluruh bagian bibit tersebut. Pilih bibit yang memiliki tajuk bagus dan bongkotnya cukup besar. Selalu pilih bibit yang sehat, tidak berpenyakit, berbentuk pendek gemuk, dan hindari bibit yang tinggi langsing. Usahakan bagian daun dan batangnya berwarna hijau segar. Pada umumnya bibit kelapa sawit yang berusia 3 bulan sudah sudah mempunyai empat pelepah daun yang terbuka. Perhatikan juga bagian akarnya dan pastikan kokoh alias tidak mudah goyah.

Pemilihan Bibit Siap Tanam
    Bibit siap tanam yang dijual di pasaran biasanya berumur setahun. Lakukan seleksi secara mendalam untuk mendapatkan bibit yang benar-benar berkualitas tinggi, sehat, normal, dan subur. Pada usia ini, kelapa sawit biasanya memiliki sulur pada ujung pelepah daun di bagian teratas. Usahakan pilih bibit-bibit sawit yang berukuran seragam. Satu bibit kelapa sawit berjenis jantan diperlukan untuk membuahi 50 tanaman betina. Seringkali bibit yang ditanam di pinggiran berpostur lebih kerdil dibandingkan bibit yang berada di tengah lahan. Hal ini wajar dan bukan merupakan pertanda buruknya kualitas bibit-bibit yang ada di pinggiran tersebut.

10 Negara penghasil kelapa sawit

10 Negara Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Dunia 

        Penasaran negara mana sajakah yang menjadi penghasil kelapa sawit terbesar di dunia? Kelapa sawit biasanya dimanfaatkan daging buahnya untuk dibuat menjadi minyak kelapa. Hampir semua orang di dunia ini menggunakan minyak kelapa sawit untuk keperluan masak-memasak dan lain-lain. Hal inilah yang menjadikan kelapa sawit sebagai salah satu komoditi yang penting di pasar dunia.

      Minyak kelapa sawit sudah lama digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sejak 5.000 tahun yang lalu. Kepopulerannya semakin meningkat setelah Bangsa Arab memperdagangkan minyak ini ke Mesir. Selain sebagai minyak nabati untuk masakan, minyak kelapa sawit juga banyak dipakai oleh industri sabun dan deterjen.
Minyak kelapa sawit mulanya berkelir kemerah-merahan karena mengandung beta caroten dengan kadar yang tinggi. Setelah melalui proses pemurnian, minyak ini akan berubah warna menjadi kuning keemasan dan jernih. Minyak kelapa sawit dihasilkan dari daging buah kelapa sawit yang memiliki kandungan minyak cukup tinggi.
Produsen kelapa sawit di dunia masih didominasi oleh negara-negara di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika. Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit nomor satu di dunia dengan kapasitas produksi mencapai 31,10 juta ton per tahun. Negara Jiran Malaysia menempati urutan kedua, setelah beberapa tahun silam kokoh di posisi pertama, dengan produksi per tahun sebanyak 19,2 juta ton.
Kedudukan keempat diisi oleh Thailand dengan total produksi 2,18 juta ton/tahun yang diikuti oleh Kolumbia sebanyak 1,23 juta ton/tahun. Posisi kelima dihuni oleh salah satu negara di Afrika yaitu Nigeria dengan kemampuan produk sekitar 930 ribu ton/tahun. Menariknya, Papua Nugini sanggup merebut posisi keenam karena berhasil mengumpulkan kelapa sawit 670 ribu ton setiap tahun.
Negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia yang ketujuh adalah Ekuador dengan produksi 565 ribu ton/tahun. Sedangkan posisi kedelapan dan kesembilan ditempati oleh Honduras dan Cote Divoire yang masing-masing menghasilkan 430 ribu ton dan 400 ribu ton kelapa sawit per tahun. Urutan kesepuluh dipegang oleh Brazil yang hanya mampu menyediakan kelapa sawit sekitar 350 ribu ton/tahun.
Tabel Peringkat Negara Penghasil Kelapa Sawit Terbesar di Dunia
PERINGKATNEGARAPRODUKSI (juta ton)
PertamaIndonesia31,10
KeduaMalaysia19,20
KetigaThailand2,18
KeempatKolumbia1,23
KelimaNigeria0,93
KeenamPapua Nugini0,67
KetujuhEkuador0,565
KedelapanHonduras0,43
KesembilanCote Divoire0,40
KesepuluhBrazil0,35

 

 

 

Dampak Positif dan Negatif Perkebunan Kelapa Sawit

Dampak Positif dan Negatif Perkebunan Kelapa Sawit

 

        Aktivitas perkebunan kelapa sawit seringkali menimbulkan dampak tertentu bagi kelestarian lingkungan di sekitarnya. Dampak tersebut ada yang bersifat positif, namun tidak sedikit pula yang tergolong negatif. Salah satu ancaman yang paling besar ialah eksistensi hutan di Indonesia yang berpotensi mengalami kerusakan.

 

 

Di bawah ini dampak-dampak negatif dari perkebunan kelapa sawit :
  1. Pada umumnya, budidaya kelapa sawit dilakukan dengan sistem monokultur. Hal ini dapat memicu hilangnya keragaman hayati dan kerentanan alam seperti kualitas lahan menurun, terjadinya erosi, serta merebaknya hama dan penyakit tanaman.
  2. Kebanyakan kegiatan pembukaan lahan kelapa sawit dilakukan dengan metode tebang habis (land clearing) agar menghemat biaya dan waktu. Akibatnya makhluk hidup yang tinggal di dalamnya pun menjadi terganggu.
  3. Kelapa sawit membutuhkan air dalam jumlah sangat banyak mencapai 12 liter/pohon. Proses pertumbuhan tanaman ini juga acapkali dirangsang memakai pestisida, zat fertilizer, dan bahan kimia lainnya.
  4. Kebun sawit pun dapat mengakibatkan kemunculan hama baru. Penyebab utamanya tidak lain karena penerapan sistem lahan monokulturasi.
  5. Aktivitas pembukaan kebun yang dikerjakan dengan membakar hutan menimbulkan polusi udara yang parah. Bahkan asap pencemaran ini bisa terbawa angin sampai ke negeri tetangga.
  6. Timbulnya konflik baik yang bersifat horisontal maupun vertikal. Misalnya konflik antar-pekerja daerah dengan para pendatang atau konflik antara pemilik kebun dengan pemerintah setempat.
  7. Di beberapa kasus sebelumnya, perkebunan sawit sering menjadi penyebab utama timbulnya bencana alam seperti tanah longsor dan banjir bandang. Hal ini dikarenakan struktur tanah mengalami perubahan sehingga kondisinya menjadi labil.
Namun tidak fair bila kita melihat suatu pokok permasalahan hanya dari segi buruknya saja. Oleh karena itu, berikut ini dampak-dampak positif dari perkebunan kelapa sawit :
  1. Meningkatnya pembangunan di daerah. Paling mencolok adalah dibangunnya akses jalan dari perkebunan ke pusat kota yang juga bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar.
  2. Pendapatan per kapita daerah semakin naik. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya kebutuhan tenaga yang diperlukan oleh suatu perkebunan kelapa sawit.
  3. Untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan para pekerja, seringkali pihak perkebunan juga mendirikan pusat layanan kesehatan dan pendidikan terpadu. Walaupun kualitasnya masih di bawah standar, setidaknya fasilitas tersebut cukup berguna bagi warga sekitar.